Kiat-Kiat Menghadapi Fitnah

Oleh : Ustadz Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As-Sidawi

Bertubi-tubi fitnah datang menghampiri umat manusia sehingga menjadikan kaum muslimin sekarang dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Adakah solusi dari semua ini?! Apakah kiat-kiat yang semestinya dilakukan oleh seorang muslim untuk menghadapi fitnah tersebut?!

Jawaban pertanyaan ini dari dua segi :

 Secara global, solusi semua itu adalah dengan kembali kepada agama Islam dan mengamalkan ajaran-ajarannya.  Syaikh Abdur Rahman bin Nashir as-Sa’di berkata di awal risalahnya yang berjudul “Ad-Diin Ash-Shohih Yahullu Jami’a Al-Masyakil” (Agama Yang Benar Merupakan Solusi Segala Problematika): “Inilah sebuah risalah yang berkaitan dengan agama Islam yang menunjukkan ajaran terbaik dan membimbing hamba dalam aqidah dan akhlak serta mengarahkan mereka menuju kebahagiaan di dunia dan akherat. Serta penjelasan yang gamblang bahwa tidak ada cara untuk memperbaiki umat sepenuhnya kecuali dengan Islam. Dan penjelasan bahwa semua undang-undang yang menyelisihi agama Islam tidak dapat memperbaiki dunia dan akherat kecuali apabila bersumber dari ajaran agam Islam.
Apa yang kami ungkapkan di atas telah dibuktikan kebenarannya oleh fakta dan pengalaman sebagaimana telah ditunjukkan kebenarannya oleh syari’at, fithrah dan akal yang sehat, karena agama ini seluruhnya adalah mengajak kepada kebaikan dan membendung kerusakan”.[2]
Adapun secara terperinci, ada bebarapa kiat dalam menghadapi fitnah yang sangat ditekankan oleh agama Islam[3]:

 

1. Taubat dan Kembali Kepada Agama Islam

                Wahai saudaraku, pernahkah terbesit dalam hati kita bahwa bencana yang menimpa bangsa saat ini adalah disebabkan perbuatan dosa agar kita segera menyadari dan kembali kepada ajaran agama yang suci?! Allah berfirman :

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Telah nampak kerusakan di daratan dan lauatan disebabkan ulah perbuatan manusia. (Ar-Ruum : 41)
Alangkah benarnya ucapan Syaikh Ibnu Utsaimin tatkala berkata dalam khutbahnya tentang dampak kemaksiatan: “Demi Allah, sesungguhnya kemaksiatan itu sangat berpengaruh pada keamanan suatu negeri, kenyamanan, dan perekonomian rakyat. Sesungguhnya kemaksiatan menjadikan manusia saling bermusuhan antara satu dengan lainnya”. [4]

                Hasan al-Bashri berkata: “Ketahuilah –semoga Allah mengampunimu- bahwa kedhaliman pemimpin adalah sebagian di antara kemurkaan Allah, sedangkan kemurkaan Allah tidaklah diobati dengan pedang, tetapi diobati dengan do’a, taubat dan meninggalkan dosa”.[5]

                Demikianlah sikap terbaik mengatasi segala krisis dan bencana yang menyelimuti bangsa ini adalah dengan sabar, bertaubat kepada Allah dari segala dosa serta memperbaiki diri kita serta keluarga kita dengan aqidah shohihah dan membersihkan diri kita dari segala noda kesyirikan dan kebid’ahan.

 

2. Taqwa, taat pemimpin dan berpegang pada sunnah

Tiga hal tersebut terkumpul dalam hadits Nabi:

عَنِ اْلعِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ قَالَ: صَلَّى لَنَا رَسُوْلُ اللهِ ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْنَا فَوَعَظَنَا مَوْعِظَةً بَلِيْغَةً, ذَرِفَتْ لَهَا اْلأَعْيُنُ وَ وَجِلَتْ مِنْهَا اْلقُلُوْبُ. قُلْنَا أَوْ قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ, كَأَنَّ هَذِهِ مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَأَوْصِنَا! أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَ اْلسَّمْعِ وَ اْلطَّاعَةِ وَ إِنْ كَانَ عَبْدًا حَبَشِيًّا, فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ يَرَى بَعْدِيْ اخْتِلاَفًا كَثِيْرًا, فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَ سُنَّةِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اْلمَهْدِيِّيْنَ وَ عَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ, وَ إِيَّاكُمْ وَ مُحْدَثَاتِ اْلأُمُوْرِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَ إِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

Dari Irbadz  bin Sariyah, berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat mengimami kami lalu beliau menhadap kami dan menasehati kami dengan nasehat yang mendalam, air mata kami menetes olehnya dan hati kami terenyuh dibuatnya. Kami atau mereka berkata, “Ya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sepertinya ini nasehat orang yang berpamitan, maka berilah kami nasehat.” Beliau berkata, “Aku wasiatkan kepada kalian dengan taqwa kepada Alloh Subhanahu wa ta’ala dan mendengar serta taat (kepada pemimpin) sekalipun dia adalah budak  Habsyi (orang hitam). Sesungguhnya orang yang hidup dari kalian, niscaya dia akan mendapati setelahku perselisihan yang banyak. Maka wajib atas kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para Khulafaur yang lurus dan mendapat petunjuk, gigitlah dengan gigi gerahammu (peganglah kuat-kuat). Dan hati-hatilah dari perkara-perkara yang baru, (dalam ibadah), sesungguhnya setiap perkara baru adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat.”[6]

Dalam hadits ini, Nabi menjelaskan penyakit fitnah dan obatnya, yaitu dengan:
  1. Bertaqwa kepada Allah, karena Allah tidak akan menyia-nyiakan hambaNya yang bertaqwa kepadaNya. Tholq bin Habib pernah menasehatkan kepada Bakr bin Abdillah tatkala berkecamuk fitnah Ibnul Asy’ats: “Hadapilah dengan taqwa, yaitu engkau mengamalkan ketaatan kepada Allah di atas cahaya Allah dengan mengharapkan pahala Allah, dan engkau meninggalkan kemaksiatan di atas cahaya Allah karena takut siksa Allah”.[7]
  2. Taat kepada pemimpin dan tidak memberontak mereka sebagaimana sangat ditekankan oleh agama Islam, karena dengan demikian akan terwujudkan keamanan dan ketentraman negara. Sebaliknya, dengan melalaikan hal ini akan membawa keburukan dan kerusakan sebagaimana terbukti dalam sejarah sepanjang zaman. Abdullah bin Mubarok berkata: “Barangsiapa meremehkan ulama maka akheratnya hancur dan barangsiapa meremehkan pemimpin maka dunianya akan hancur”.[8]
  3. Berpegang kepada sunnah dan sunnah para khalifah setelah beliau, karena dia akan mengikuti petunjuk-petunjuk Nabi dalam menghadapi fitnah sehingga akan tegar dan selamat. Dan perhatikanlah Nabi mengiringkan sunnah beliau dengan sunnah para khalifah rasyidin sebagai isyarat kepada pentingnya pemahaman salaf shalih dalam memahami Al-Quran dan Sunnah.

 

3. Doa

           Doa merupakan senjata seorang mukmin, apalagi saat fitnah yang sangat membutuhkan pertolongan dan hidayah dari Allah. Allah telah memerintahkan hal ini dalam firmanNya:  
Katakanlah: “Wahai Allah, Pencipta langit dan bumi, yang mengetahui barang ghaib dan yang nyata, Engkaulah yang memutuskan antara hamba-hamba-Mu tentang apa yang selalu mereka memperselisihkannya.” (QS. Az-Zumar: 46)

           Para salaf telah menerapkan obat ini pada diri mereka saat fitnah.  Abdullah bin Amir bin Rabi’ah berkata: “Tatkala manusia banyak mencela Utsman, maka ayahku (sahabat Amir bin Rabi’ah) melakukan sholat malam seraya berdoa: “Ya Allah, jagalah diriku dari fitnah sebagaimana Engkau menjaga hamba-hambaMu yang shalih”. Maka ayahku tidak keluar (karena sakit) kecuali ketika meninggal dunia”.[9]

  

4. Mengembalikan problematika kepada para ulama dan pemimpin

Hal ini untuk menjaga rakyat dari fatwa-fatwa sembarangan yang malah berakibat fatal dan membawa kepada kerusakan. Allah berfirman:

Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil Amri (pemimpin dan ulama) di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu). (QS. An-Nisa’: 83)

           Syaikh Abdur Rahman As-Sa’di berkata: “Dalam ayat ini terdapat kaidah adab bahwa ketika ada suatu permasalahan maka hendaknya diserahkan kepada ahli di bidangnya dan tidak mendahului mereka, karena hal itu akan lebih mendekati kebenaran dan lebih selamat dari kesalahan”.[10]

           Maka kembalikanlah kepada para ulama yang mengetahui wajah fitnah awal munculnya, berbeda dengan para pemuda ingusan yang tidak mengetahui wajah fitnah kecuali setelah nasi menjadi bubur!! Hasan Al-Bashri berkata: “Fitnah apabila pertama muncul maka diketahui oleh setiap alim, dan apabila telah selesai maka diketahui oleh setiap jahil”. [11]

           Aduhai, para pemuda dan para aktivis memperhatikan adab mulia ini, bukan malah mencela para ulama dan melarikan manusia dari mereka dengan gelar-gelar dan tuduhan-tuduhan mengerikan seperti: ulama pemerintahan, ulama Vatikan, ulama haidh dan nifas, ulama tidak mengerti waqi (realita umat), dan sebagainya!!

  

5. Menjauhi fitnah dan tidak berkecimpung di dalamnya

           Sebagian orang terpedaya dengan dirinya sehingga dia merasa bahwa dirinya mampu mengatasi fitnah dan manusia sangat menanti geraknya dan lain sebagainya!! Rasulullah bersabda:

    سَتَكُونُ فِتَنٌ الْقَاعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ الْقَائِمِ ، وَالْقَائِمُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ الْمَاشِى ، وَالْمَاشِى فِيهَا خَيْرٌ مِنَ السَّاعِى ، مَنْ تَشَرَّفَ لَهَا تَسْتَشْرِفْهُ ، فَمَنْ وَجَدَ فِيهَا مَلْجَأً أَوْ مَعَاذًا فَلْيَعُذْ بِه

Akan terjadi fitnah, orang yang duduk lebih baik daripada yang berdiri, orang yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan, orang yang berjalan lebih baik daripada yang berlari, barangsiapa yang mencari fitnah maka dia akan terkena pahitnya dan barangsiapa yang menjumpai tempat berlindung maka hendaknya dia berlindung.[12]

           Para ulama salaf-pun telah menerapkan hal dengan sikap-sikap yang sangat luar biasa. Sahabat Amir bin Rabi’ah tatkala terjadi fitnah Utsman beliau mengatakan kepada keluarganya: “Ikatlah aku dengan besi karena aku telah gila”. Tatkala Utsman telah terbunuh dia mengatakan: “Lepaskanlah aku, segala puji bagi Allah yang menyembuhkanku dari gila dan menyelamatkanku dari pembunuhan Utsman”.[13]

           Abdullah bin Hubairah berkata: “Barangsiapa mendapati fitnah maka hendaknya dia mematahkan kakinya, kalau dia masih berjalan maka hendaknya mematahkan kaki satunya lagi”. [14]

           Al-Aswad bin Sura’I tatkala terjadi fitnah di Bahsroh, beliau menaiki kapal di laut lalu tidak diketahui kabarnya setelah itu!![15]

           Sayyar bin Abdir Rahman berkata: “Para sahabat ahli Badar selalu di rumah mereka setelah terbunuhnya Utsman, mereka tidak keluar kecuali ke kuburan mereka”.[16]

 

6.Tenang dan tidak tergesa-gesa

             Karena tergesa-gesa dan emosi kerapkali membuat akal menjadi tak berfungsi lagi sehingga tak terkendali. Rasulullah bersabda:

 يَا عَائِشَةُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِى الأَمْرِ كُلِّهِ

Wahai Aisyah, sesungguhnya Allah mencintai kelembutan dalam segala urusan.[17]

           Tatkala pemimpin Kufah sahabat Mughiroh bin Syu’bah meninggal dunia, maka Jarir bin Abdillah menenangkan manusia seraya mengatakan: “Hendaknya kalian bertaqwa kepada Allah semata dan tenang sehingga datang pemimpin kalian yang baru”.[18]

           Dan tatkala terbunuh Walid bin Yazid, maka A’masy menasehatkan kepada para sahabatnya: “Saya penasehat, hendaknya seorang menjaga tangannya, menahan lidahnya dan memperbaiki hatinya”.[19]

           Demikianlah beberapa kiat menghadapi fitnah. Kita berdoa kepada Allah agar menjaga kita semua dari fitnah, karena itu merupakan kebahagian seorang hamba.

           Diceritakan, bahwa sahabat Abu Usaid bersyukur kepada Allah tatkala dia buta sebelum melihat fitnah terbunuhnya Utsman. Setelah terbunuhnya Utsman, beliau mengatakan: “Segala puji bagi Allah menjadikan aku bisa melihat pada masa Nabi sehingga aku dapat melihat beliau dengan kedua mataku. Tatkala Allah mewafatkan NabiNya dan menghendaki fitnah kepada hambaNya, Allah membutakan diriku”.[20]

           Ya Allah, jauhkanlah kami dari fitnah! Ya Allah, jauhkanlah kami dari fitnah! Ya Allah, jauhkanlah kami dari fitnah! Ya Allah, tegarkanlah langkah kami dalam agamaMu sehingga kami bertemu denganMu!

====================================================================================
[1] Dinukil dari buku penulis yang berjudul “Demonstrasi, Solusi atau Polusi?” cet. Pustaka Darul Ilmu, Jakarta.
[2] Al-Majmu’ah Kamilah li Muallafat Syaikh As-Sa’di 1/333.
[3] Penulis banyak mengambil manfaat dari kitab Tamyiz Dhawil Fithon Abdul Malik Ramadhani hlm. 72-109.
[4] Atsarul Ma’ashi ‘alal Fardi wal Mujtama’, Ibnu Utsaimin hal. 20.
[5] Asy-Syari’ah oleh al-Ajurri hlm. 38.
[6] Diriwayatkan oleh Imam Ahmad 4/126-127, Abu Dawud 4607, Tirmidzi 2676, Ibnu Majah 42,43 dll, dishahihkan Al-Albani  dalam Irwaul Ghalil 2455. Lihat pula tulisan penulis tentang hadits ini “Wasiat Berharga” dalam Majalah Al Furqon, edisi 7, Tahun IV.
[7] Dikeluarkan Ibnul Mubarak dalam Az-Zuhud 1054 dan al-Baihaqi dalam Az-Zuhud Al-Kabir 965.
[8] Dikeluarkan Abu Abdir Rahman as-Sulami dalam Adab Suhbah 41 dan Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimsayq 32/444.
[9] Dikeluarkan Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah 1/178-179 dan Al-Hakim 3/358.
[10] Taisir Karimir Ar-Rahman hlm. 194, cet Dar Ibnul Jauzi.
[11] Dikeluarkan Bukhori dalam Tarikh Kabir 4/321.
[12] HR. Bukhori 3601 dan Muslim 2776.
[13] Dikeluarkan Ibnul Banna dalam Risalah Mughniyah fi Sukut wa Luzumil Bait 29.
[14] Dikeluarkan Nu’aim bin Hammad dalam Al-Fitan 509.
[15] Su’alat Al-Ajurri Abi Dawud hlm. 274.
[16] Dikeluarkan Al-Mu’afa dalam Az-Zuhud 48, Ibnu Syabbah dalam Tarikh Madinah 4/1242.
[17] HR. Muslim 2165.
[18] HR. Bukhori 58.
[19] Dikeluarkan Al-Khollal dalam As-Sunnah 91.
[20] Dikeluarkan Bukhori Tarikh Shoghir 1/107, Al-Fasawi dalam Al-Ma’rifah wa Tarikh 1/422, Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimsyaq 39/482.

Subscribe to receive free email updates:

Faedah

Kumpulan ceramah MP3 kajian ilmiah

Kumpulan ceramah MP3 kajian ilmiah tentang Terorisme, Demokrasi, Daulah Islamiyyah, Wahabisme, Jihad Islam, Solusi, Golongan yang Selamat dan Penjelasan tentang apa itu Salafi/salafy.

Terorisme

  1. Baca Tempatmu Sebelum Engkau Meledakkan, oleh Ustadz Abu Zubair Al-Hawaary
  2. Terorisme dalam Timbangan Syariat Islam, oleh Syaikh Prof DR Abdur Rozzaq Al Badr
  3. Membongkar Teroris Berkedok Islam, oleh Syaikh Musa alu Nasr
  4. Islam Membawa Kedamaian Bukan Teror, oleh Ustadz Dzkulkarnain
  5. Menyingkap Syubhat Terorisme dan Wahabisme Terhadap Dakwah Ahlus Sunnah, oleh Ustadz Abu Qatadah
  6. Islam Anti Teroris, oleh Ustadz Abu Qotadah
  7. Hukum Bom Bunuh Diri, oleh Ustadz Badrusalam
  8. Islam bukan Teroris, oleh Ustadz Zainal Abidin Syamsudin
  9. Jihad dan Terorisme, oleh Markaz Albani
  10. Neo Khawarij, oleh Ustadz Abu Abdil Muhsin Firanda
  11. Terorisme dan Jihad, oleh Ustadz Abu Haidar
  12. Membongkar Akar Kesesatan Teroris, oleh Ustadz Abdurahman Thoyyib
  13. Tanya Jawab Tentang Terorisme, oleh Ustadz Abu Abdil Muhsin Firanda
  14. Apakah Teroris dan Bom Bunuh diri Itu Termasuk Dosa Besar, oleh Ustadz Zainal Abidin Syamsudin

Jihad

  1. Apa Makna Jihad dan Apakah Menafkahi Keluarga Termasuk Jihad? oleh Ustadz Zainal Abidin
  2. Kedudukan Jihad, oleh Ustadz Yazid Jawas
  3. Hukum dan Kaidah Jihad, oleh Ustadz Ali Musri
  4. Meluruskan Pemahaman Jihad, oleh Ustadz Zainal Abidin Syamsudin

Wahabisme

  1. Apa itu Wahabi, oleh Ustadz Zainal Abidin Syamsudin
  2. Sejarah Wahhabi, oleh Ustadz Zainal Abidin Syamsudin
  3. Meluruskan Sejarah Wahhabi oleh Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawy
  4. Apa Itu Wahabi, oleh Ustadz Dr. Ali Musri, MA
  5. Menyingkap Syubhat Terorisme dan Wahabisme Terhadap Dakwah AhlusSunnah, oleh Ustadz Abu Qatadah
  6. Pro Kontra Dakwah Wahhabi, oleh Ustadz Badrusalam
  7. E-Book The Wahhabi Myth – Menyingkap Mitos Wahhabi, Penulis : Haneef James Oliver

Demokrasi dan Daulah Islamiyyah

  1. Hukum Demokrasi dan Seputar Daulah, oleh Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat
  2. Haruskah tinggalkan Demokrasi, oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
  3. Masalah Pemilu oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsari
  4. Manhaj Ahlussunnah Dalam Berinteraksi Dengan Penguasa, oleh Ustadz Zainal Abidin Syamsudin

Solusi Untuk Kejayaan Ummat

  1. Meraih Kembali Kejayaan Islam, oleh Ustadz Zainal Abidin Syamsudin
  2. Menyongsong Kejayaan Ummat Islam, oleh Ustadz Abu Qatadah
  3. Solusi Menghadapi Fitnah, oleh Ustadz Zainal Abidin Syamsudin
  4. Jalan Meraih Kemuliaan, oleh Ustadz Abu Haidar
  5. Tasfiyah Wa Tarbiyah, oleh Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat

Jalan Kebenaran Hanyalah Satu

  1. Jalan Golongan yang Selamat, oleh Ustadz Yazid Jawas
  2. Golongan Selamat (Firqotun Najiyah), oleh Ustadz Abu Qatadah
  3. Hanya yang Mengikuti Jalan Hidup Nabi dan Sahabat yang Benar, Merekalah yang Pantas Masuk Surga, oleh Ustadz Abdul Haq

Siapakah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, Golongan yang Mendapat Pertolongan

  1. Ahlus Sunnah Wal Jamaah, oleh Ustadz Yazid Jawas
  2. Aqidah Ahlussunnah & Jama’ah, oleh Ustadz Zainal Abidin Syamsudin
  3. Pengertian dan Makna As Sunnah, oleh Ustadz Yazid Jawas
  4. Gigitlah Sunnah, oleh Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat
  5. Hakikat Manhaj Ahlussunnah Wal Jamah, oleh Ustadz Firdaus Sanusi
  6. Kembali Kepada Al-Quran dan As-Sunnah, oleh Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat
  7. Iman menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah, oleh Ustadz Zainal Abidin Syamsudin
  8. Karakteristik Ahlus Sunnah Wal Jamaah, oleh Ustadz Arif Syarifuddin

Apa itu Salafi/Salaf/Salafy

  1. Salaf itu Apa ? oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
  2. Arti salaf dan kewajiban mengikutinya, oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
  3. Apakah salafi golongan, oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
  4. 6 Pilar Dakwah Salafiyah, oleh Ustadz Abu Qotadah
  5. Mengapa Memilih Manhaj Salaf oleh Ustadz Aunur Rafiq
  6. Mengapa Harus Manhaj Salaf, oleh Ustadz Abu Haidar
  7. Mengenal Salafiyyah Dari Dekat, oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
  8. Benarkah Salafiyiin itu Anti Persatuan, oleh Ustadz Yazid Jawas
  9. Apa yang Dimaksud Salafiyah itu Bagaimana ciri-cirinya dan Wajibkah Mengikutinya
  10. Buku Putih Dakwah Salafiah, oleh Ustadz Zainal Abidin Syamsudin
  11. Manhaj Salaf oleh Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat
  12. Membantah Tuduhan Terhadap Subhat Salaf, oleh Ustadz Zainal Abidin Syamsudin
  13. Syubhat Buku Beda Salaf dengan Salafy, oleh Ustadz Zainal Abidin Syamsudin

Pengajian Agama untuk Pemula

Ceramah-ceramah MP3 pendidikan agama Islam yang berguna bagi pemula yang ingin mendalami Agama Islam secara benar sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah.

Tauhid – Aqidah

  1. Apa Itu Islam, Iman dan Ihsan, oleh Ustadz Armen Halim Naro, Rahimahullah
  2. Kalimat Tauhid La Illaha Illallah, Ustadz Abdurrahman Thayyib
  3. Tauhid Pemula, Ustadz Agus Hasan Bashori
  4. Makna Syahadat, oleh Ustadz Ahmad Rafi’i
  5. Dasar – Dasar Aqidah, oleh Ustadz Zainal Abidin Syamsudin
  6. Cara Mudah Memahami Tauhid, oleh Ustadz Abu Qatadah
  7. Kiat Ikhlas, oleh Ustadz Abdullah Taslim, MA
  8. Dimana Allah? oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
  9. Tiga Landasan Utama, oleh Ustadz Yazid Jawas
  10. Syarah Al-Aqidah Ath-Thahawiyah, oleh Ustadz Abdullah Hadrami

Keimanan

  1. Cabang-Cabang Keimanan, oleh Syaikh Prof DR Abdur Rozzaq Al Badr
  2. Iman Bertambah dan Berkurang, oleh Ustadz Zainal Abidin
  3. Iman menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Zainal Abidin Syamsudin
  4. Mencintai Keimanan, oleh Ustadz Abu Zubair Al-Hawaari
  5. Mengamalkan Rukun Islam dan Iman, oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
  6. Pembatal Keimanan, oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
  7. Sebab-sebab Naik dan Turunnya Keimanan seorang Hamba, oleh Ustadz Abu Qotadah
  8. Sebab-Sebab Turunnya Iman, oleh Syaikh Prof DR Abdur Rozzaq Al Badr
  9. Sebab-Sebab Bertambahnya Iman, oleh Syaikh Prof DR Abdur Rozzaq Al Badr
  10. Terapi Mengatasi Lemah Iman, oleh Ustadz Abu Haidar

Rukun Iman

  1. Penjelasan Rukun Iman, oleh Ustadz Abu Haidar
  2. Iman Kepada Allah, Ustadz Yazid Jawas
  3. Iman Kepada Allah dan Hikmahnya, oleh Ustadz Yazid Jawas
  4. Iman Kepada para Rosul, oleh Ustadz Yazid Jawas
  5. Iman Kepada Malaikat, oleh Ustadz Yazid Jawas
  6. Iman kepada Hari Akhir, oleh Ustadz Yazid Jawas
  7. Iman Kepada Hari Kiamat, oleh Syaikh Prof DR Abdur Rozzaq Al Badr
  8. Iman Kepada Takdir Yang Baik dan Buruk, oleh Ustadz Abdullah Taslim
  9. Iman Kepada Takdir, oleh Ustadz Abu Haidar
  10. Rukun Iman (Syarah Ushul Iman), oleh Ustadz Abdullah Hadrami

Sunnah

  1. Adab Menjaga Sunnah, oleh Ustadz Armen Halim Naro, Rahimahullah
  2. Aqidah Ahlussunnah Wal Jamaa’ah, oleh Ustadz Ahmad Rafi’i
  3. Nikmatnya Belajar Ilmu Sunnah, oleh Ustadz Abdullah Taslim

Fiqih

  1. Perlukah Kita Bermadzhab? oleh Ustadz Musyaffa’ Ad-Dariny
  2. Sifat Wudhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, oleh Ustadz Abu Qotadah
  3. Sifat Sholat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, oleh Ustadz Dzulkarnaen

Pentingnya Ilmu Agama

  1. Keutamaan Ilmu, oleh Ustadz Abdullah Taslim
  2. Keutamaan Mempelajari Ilmu Agama, oleh Ustadz Zainal Abidin
  3. Keutamaan Ilmu, oleh Syaikh Prof DR Abdur Rozzaq Al Badr
  4. Bingkisan Bagi Perindu Surga, oleh Ustadz Abdullah Taslim
  5. Indahnya Taman Ilmu, oleh Ustadz Abdullah Taslim
  6. Keutamaan Menuntut Ilmu, oleh Ustadz Firanda Andirja
  7. Keutamaan Menuntut Ilmu, oleh Ustadz Yazid Jawas
  8. Keutamaan Menuntut Ilmu dan Mengajarkannya, oleh Ustadz Abu Haidar
  9. Kobarkan Semangat Menuntut Ilmu di Hatimu, oleh Ustadz Abu Isa
  10. Ilmu, oleh Ustadz Abu Haidar
  11. Adab dan Akhlak Penuntut Ilmu, oleh Ustadz Yazid Jawas
  12. Adab Menuntut Ilmu, oleh Abdurahman Thayib
  13. Adab-adab Dalam Menuntut Ilmu, oleh Ustadz Muhammad Nur Ihsan
  14. Ciri-Ciri Ilmu yg Bermanfaat, oleh Ustadz Abu Ihsan al-Atsary
  15. Ilmu & Dajjal, oleh Ustadz Armen Halim Naro
  16. Faedah 6 Syarat Memperoleh Ilmu, oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
  17. Ilmu Syari Penangkal Aliran Sesat, oleh Ustadz Ali Nur
  18. Ilmu, Amal, Dakwah & Istiqomah, oleh Ustadz Yazid Jawas
  19. Islam Dibangun Diatas Ilmu, oleh Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat
  20. Jangan Bosan Menuntut Ilmu, oleh Ustadz Abdullah Taslim
  21. Keagungan Ilmu dan Alquran, oleh Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat
  22. Keutamaan Dakwah diatas Ilmu, oleh Ustadz Firanda Andirja
  23. Nasihat Bagi Penuntut Ilmu dan Pemuda, oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
  24. Pentingnya Mengamalkan Ilmu, oleh Ustadz Firanda Andirja

Takdir

  1. Beriman dengan Takdir Allah, oleh Ustadz Abdurahman Thayyib
  2. Iman Kapada Takdir, oleh Syaikh Prof DR Abdur Rozzaq Al Badr

Dosa dan Maksiat

  1. Dosa dan Dampak Negatifnya, oleh Ustadz Abu Umar Basyier
  2. Dosa-dosa besar, oleh Ustadz Yazid Jawas
  3. Kiat-kiat menjaga diri dari gangguan syaitan, oleh Ustadz Arman Bin Amri

Muamalah

  1. Arti dan Konsekuensi Amanat, oleh Ustadz Agus Hasan Bashori
  2. Menggapai Surga dengan Akhlaq Mulia, oleh Ustadz Abu Qatadah

Kehidupan Akhirat

  1. Dzikrul Maut (mengingat kematian), oleh Ustadz Qurtifa Wijaya
  2. Rintangan setelah kematian, oleh Ustadz Zaenal Abidin Syamsudin
  3. Jagalah Dirimu dan Keluargamu dari Api Neraka, oleh Ustadz Yazid Jawas