Syarat di Katakan Jilbab & Pakaian Muslimah



Beragam mode busana kini telah membanjiri penjuru dunia. Meruyak semarak tak hanya di perkotaan saja, bahkan pedesaan pun tak luput olehnya. Ironisnya, peminat produk yang notabene jahiliyah itu justru dari kalangan wanita-wanita muslimah.

Suatu hal yang tak dapat dipungkiri lagi, bahwa maraknya busana-busana jahiliyah tersebut merupakan salah satu program orang-orang kafir dalam menghancurkan umat Islam. Mereka merusak para wanita terlebih dahulu dari segi busananya, membuat para wanita risih dengan jilbab, menebarkan berbagai kerancuan seperti perkataan “Busana itu ’kan hanya masalah adat istiadat saja! Berpakaian itu ibarat seni. Jadi, setiap orang bebas memilih mode yang sesuai dengan dirinya masing-masing”.

Semua itu dikarenakan mereka menganggap, jika para wanita muslimah sudah berhasil dirusak, rusaklah sudah sendi-sendi agama lainnya, satu demi satu. Mengapa kaum muslimin masih belum sadar dari kelalaiannya selama ini? Akankah hal ini akan segera mereka akhiri?!

Di tengah-tengah asyiknya para wanita dengan mode busana ala barat, di saat para wanita lelap dimanjakan oleh kemajuan zaman, di sana ada sekelompok wanita shalihah dengan anggun dan sopan mengenakan mahkota mereka, yaitu jilbab muslimah, tanpa peduli cemooh, ejekan, dan hinaan masyarakat kampungnya. Karena mereka mengetahui betul hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sangat populer dan akrab di telinga:

بَدَأَ اْلإِسْلاَمُ غَرِيْبًا وَ سَيَعُوْدُ غَرِيْبًا كَمَا بَدَأَ فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ

Islam ini pada awalnya datang dalam keadaan asing dan akan kembali asing lagi. Maka sungguh berbahagia orang-orang yang asing. (HR. Muslim)

Dalam satu sisi, kita patut bersyukur, karena di zaman kita sekarang dan di negeri kita yang mayoritas Islam ini, kesadaran mengenakan busana muslimah cukup lumayan. Bahkan kian hari bertambah meningkat. Namun dalam sisi lain, ternyata masih banyak saudari kita yang salah paham dengan hakikat jilbab muslimah, mereka menyangka jilbab hanya sekedar kerudung saja. Akhirnya, seperti kita lihat sekarang ini; banyak wanita berkerudung tapi bercelana jeans, berkaos ketat, berpakaian tembus pandang, memakai pakaian di atas lutut, dan sebagainya. Seakan-akan, kerudung tak ubahnya hanya sebagai aksesori belaka.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami akan menjelaskan secara ringkas hakikat jilbab muslimah yang sesuai dengan ajaran al-Qur’an dan Sunnah. Semoga dapat meluruskan pemahaman kita dan membawa manfaat bagi kita semua. Amiin.

Ketahuilah, Alloh Ta’ala telah mewajibkan kepada segenap wanita muslimah yang telah mencapai usia baligh untuk memakai jilbab. Hal ini termaktub dalam al-Qur’an:

يَآأَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلاَبِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang-orang mukmin, hendaknya mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Alloh adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. al-Ahzab: 59)

Ayat yang mulia ini secara tegas dan jelas menunjukkan bahwa jilbab merupakan perintah dan syari’at Alloh Ta’ala kepada segenap wanita muslimah, bukan seperti yang didengungkan sebagian kalangan. Kata mereka, jilbab muslimah hanyalah tradisi wanita Arab karena mereka tinggal di daerah panas. Sungguh amat besar kedustaan yang keluar dari mulut mereka!!.

Apabila setiap wanita menyadari bahwa jilbab merupakan perintah agama, bukan hanya sekedar mode semata –Insya Alloh– kami yakin dia akan tegar menjalankan kewajiban ini, apa pun risikonya. Selanjutnya, perlu kita ketahui bersama, berdasarkan penelitian para ulama’ tentang masalah jilbab, mereka menerangkan bahwa jika seorang wanita keluar rumah atau bila bertemu dengan orang-orang yang bukan mahramnya, maka ia wajib memakai jilbab yang memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:

 1.  Menutupi Seluruh Badan Selain Yang Dikecualikan

Alloh Ta’ala berfirman:

وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلاَيُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلاَّمَاظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ

Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaknya mereka menahan pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang biasa nampak darinya. Dan hendakalah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka.” (QS. An-Nur: 31)

Ayat mulia ini menegaskan kewajiban bagi para wanita mukminah untuk menutup seluruh perhiasan, tidak memperlihatkan sedikitpun kepada orang-orang yang bukan mahramnya kecuali perhiasan yang biasa nampak. Memang benar, terdapat perselisihan yang cukup panjang tentang anggota tubuh yang dikecualikan tadi.

Sekalipun terdapat perselisihan tajam apakah wajah dan kedua telapak tangan merupakan anggota tubuh yang dikecualikan ataukah tidak, namun para ulama tidak berselisih bahwa. menutupnya merupakan amalan yang lebih utama, karena inilah contoh yang dipraktekkan oleh sebaik-baik wanita yaitu para wanita sahabat, tabi’in, dan tabi’ tabi’in. Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan: “Merupakan adat para wanita yang senantiasa berlangsung sejak dahulu hingga sekarang, mereka menutup wajah-wajah mereka dari manusia di luar mahramnya.”[2]

 2.  Tidak ketat sehingga menggambarkan bentuk tubuh

Dari Usamah bin Zaid Radhiallahu’anhuma, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberiku baju Qibthiyah yang tebal yang merupakan baju hadiah dari Dihyah al-Kalbi kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Baju itu pun aku pakaikan pada istriku. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadaku, “Mengapa kamu tidak mengenakan baju Qibthiyah?” Aku menjawab, “Aku pakaikan baju itu pada istriku.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda, “Perintahkanlah ia agar mengenakan baju dalam di balik Qibthiyah itu, karena saya khawatir baju itu masih bisa menggambarkan bentuk tulangnya.” (HR. Ahmad dan Baihaqi dengan sanad hasan)

al-Imam asy-Syaukani mengatakan, “Hadits ini menunjukkan bahwa wanita itu wajib menutupi badannya dengan pakaian yang tidak dapat menggambarkan badannya. Ini merupakan syarat bagi penutup aurat.”[3]

Saudariku…. Perhatikanlah pesan putri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Fathimah binti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia pernah berpesan kepada Asma’, “Wahai Asma’! Sesungguhnya aku memandang buruk perilaku kaum wanita yang memakai pakaian yang dapat menggambarkan tubuhnya.” (Dikeluarkan Abu Nu’aim dalam al-Hilyah dan Baihaqi)

Perhatikanlah sikap Fathimah yang merupakan bagian dari tulang rusuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bagaimana ia memandang buruk bilamana sebuah pakaian itu dapat menyifati atau menggambarkan tubuh seorang wanita. Oleh karena itu, hendaknya kaum muslimin zaman ini merenungkan hal ini, terutama kaum muslimah yang masih mengenakan pakaian sempit dan ketat yang dapat menggambarkan bentuk dada, pinggang, betis, dan anggota badan lainnya. Hendaknya mereka beristighfar kepada Alloh dan bertaubat kepada-Nya serta mengingat selalu sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ الأُوْلَى إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ

“Sesungguhnya hal yang dijumpai manusia dari perkataan para nabi adalah, “Apabila engkau tidak malu, berbuatlah sesukamu.” (HR. Bukhari)

 3.  Kainnya harus tebal, tidak boleh tipis dan tembus pandang sehingga menampakkan kulit tubuh

Dalam sebuah hadits shahih, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا, قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُوْنَ بِهَا النَّاسَ، وَ نِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مَائِلاَتٌ مُمِيْلاَتٌ رُؤُوْسَهُنَّ كَأَسْنَامِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ، لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَ لاَ يَجِدْنَ رِيْحَهَا وَ إِنَّ رِيْحَهَا لَيُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ كَذَا وَ كَذَا

Dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat; (yaitu) suatu kaum yang memiliki cambuk, seperti seekor sapi untuk memukul manusia dan para wanita berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring, wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan ini dan ini (jauhnya). (HR. Muslim)

Ibnu Abdil Barr berkata, “Maksud sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah kaum wanita yang mengenakan pakaian tipis, yang dapat menggambarkan bentuk tubuhnya dan tidak dapat menutup atau menyembunyikannya. Mereka itu tetap berpakaian namanya, tapi pada hakikatnya mereka telanjang.”[4]

4.  Tidak menyerupai pakaian laki-laki

Dari Ibnu Abbas Radhiallahu’anhuma berkata:

لَعَنَ النَّبِيُّ Shallallahu ‘alaihi wa sallam الْمُخَنِّثِيْنَ مِنَ الرِّجَالِ وَ الْمُتَرَجِّلاَتِ مِنَ النِّسَاءِ

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat kaum pria yang menyerupai kaum wanita dan kaum wanita yang menyerupai kaum pria. (HR. Bukhari)

Dalam masalah pakaian secara khusus, Abu Hurairah a/ berkata:

لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ الرَّجُلَ يَلْبَسُ لِبْسَةَ الْمَرْأَةِ وَ الْمَرْأَةَ تَلْبَسُ لِبْسَةَ الرَّجُلِ

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pria yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian pria. (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, Hakim, dan Ahmad dengan sanad shahih)

Sungguh meremukkan hati kita, bagaimana kaum wanita masa kini berbondong-bondong merampas sekian banyak jenis pakaian pria. Hampir tidak ada jenis pakaian pria satu pun kecuali wanita bebas-bebas saja memakainya. Sehingga terkadang tak mampu dibedakan lagi mana yang pria dan mana yang wanita. Mengapa para wanita amat senang memakai pakaian yang mengeluarkan mereka dari tabiatnya?! Adakah mereka masih bermoral? Ataukah mereka memang menghendaki kerusakan di muka bumi ini?!

 5.  Tidak mencolok dan berwarna yang dapat menarik perhatian

Alloh berfirman:

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلاَتَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ اْلأُوْلَى

Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah dahulu. (QS. Al-Ahzab: 33)

Tabarruj adalah perilaku wanita yang menampakkan perhiasan dan kecantikannya serta segala sesuatu yang mestinya ditutup karena hal itu dapat membangkitkan syahwat kaum lelaki. Sungguh aneh tapi nyata, betapa banyak wanita apabila keluar rumah berdandan berjam-jam dengan sedemikian moleknya. Tetapi saat di dalam rumah, di depan sang suami yang seharusnya mendapatkan pelayanan yang menyenangkan, justru biasa-biasa saja, bahkan kerapkali rambutnya acak-acakan, bau badan tak sedap dianggap tidak masalah, penampilan menjengkelkan pun sudah hal yang lumrah, dan demikian seterusnya. Ini memang kenyataan yang tak bisa dipungkiri lagi. Semoga Alloh menunjukkan kita semua ke jalan yang benar.

Tetapi jangan pahami penjelasan di atas secara dangkal, sehingga timbul suatu pemahaman bahwa pakaian wanita harus hitam saja sebagaimana dipahami sebagian wanita komitmen. Alasannya, praktek wanita sahabat tidaklah demikian. Perhatikanlah atsar berikut. Dari Ibrahim an-Nakha’i bahwa ia bersama al-Qamah dan al-Aswad mengunjungi para istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan melihat mereka mengenakan mantel-mantel berwarna merah.

6.  Tidak menyerupai pakaian wanita kafir

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk golongan mereka. (HR. Abu Dawud dan Ahmad dengan sanad shahih)

Betapa sedih hati kita melihat kaum hawa sekarang ini begitu antusias menggandrungi mode-mode busana ala barat baik melalui majalah, televisi, dan foto-foto tata rias para artis dan bintang film. Setiap kali ada mode busana baru ala barat yang mereka dapati, serentak saat itu juga mereka langsung mencoba dan menikmatinya. La haula wala quwwata illa billahi.

 7.  Bukan pakaian untuk mencari popularitas

Hal ini berdasarkan hadits Ibnu Umar Radhiallahu’anhuma bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ لَبِسَ ثَوْبَ شُهْرَةٍ فِي الدُّنْيَا أَلْبَسَهُ اللهُ ثَوْبَ مُذِلَّةٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثُمَّ أَلْهَبَ فِيْهِ نَارًا

Barangsiapa mengenakan pakaian syuhrah (untuk mencari popularitas) di dunia, niscaya Alloh mengenakan pakaian kehinaan kepadanya pada hari kiamat, kemudian membakarnya dengan api neraka. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah dengan sanad hasan)

Maksud pakaian syuhrah adalah setiap pakaian dengan tujuan meraih popularitas (ketenaran) di tengah-tengah orang banyak. Tidak berbeda apakah pakaian tersebut mahal yang dipakai dengan tujuan berbangga-bangga dengan dunia, maupun pakaian yang bernilai rendah yang dipakai seseorang dengan tujuan menunjukkan kezuhudannya dan riya’ (pamer).

 8.  Tidak diberi parfum atau wewangian

Dari Abu Musa al-Asy’ari Radhiallahu’anhuma bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

أََيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوْا مِنْ رِيْحَهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ

Siapa pun perempuan yang memakai wewangian, lalu ia melewati kaum laki-laki agar mereka mendapatkan baunya, maka ia adalah pezina. (HR. Nasa’i, Abu Dawud, Tirmidzi, Ahmad, dll. dengan sanad shahih)

Dan dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhuma ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَيُّمَا امْرَأَةٍ أَصَابَتْ بَخُوْرًا فَلاَ تَشْهَدُ مَعَنَا الْعِشَاءَ الأَخِرَةَ

Siapa pun perempuan yang memakai bakhur (wewangian sejenis kemenyan), maka janganlah ia menyertai kita dalam menunaikan shalat Isya’ yang akhir. (HR. Muslim, Abu Awanah, dll.)

Ibnu Daqiq al-‘Ied mengatakan, “Hadits tersebut menunjukkan haramnya memakai wewangian bagi wanita yang hendak keluar menuju masjid, karena hal itu akan dapat membangkitkan nafsu birahi kaum laki-laki.”

Itulah larangan agama yang diterjang habis-habisan oleh sekian banyak wanita. Coba perhatikan secara seksama, kalau ke masjid saja dilarang, lalu bagaimana pendapat anda dengan tempat-tempat lainnya seperti pasar, supermarket, terminal, dan sebagainya. Tentu lebih dahsyat dosanya. Sungguh, terasa tidak pernah sepi suatu bus kota dari bau parfum yang campur dengan keringat.

Sebagai penutup, kami serukan kepada para orang tua, para suami, para guru, para tokoh agama, dan para penguasa, bahwa di pundak kalian terdapat suatu beban dan tanggung jawab terhadap siapa saja yang berada dalam kekuasaan kalian. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَ كُلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

Masing-masing dari kamu adalah pemimpin dan masing-masing dari kamu bertanggung jawab tentang orang-orang yang dipimpinnya. (Muttafaq ‘alaih)

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.
(QS. Al-Anfal: 24)

 Hai orang-orang beriman, penuhilah seruan Alloh dan rasul apabila rasul menyeru kamu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Alloh membatasi antara manusia dan hatinya, dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan. (QS. al-Anfal: 24)

Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat memberi hidayah kepada saudariku yang belum berjilbab dan meneguhkan saudariku yang sudah berjilbab.

Ustadz Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi

[1] Tulisan ini banyak mengambil manfaat dari kitab “Jilbab Mar’ah Muslimah” oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani.
[2]Fathul Bari (6/226).
[3] Nailul Authar (2/97).
[4] Tanwir Hawalik oleh as-Suyuthi (3/103).

Subscribe to receive free email updates:

Faedah

Kumpulan ceramah MP3 kajian ilmiah

Kumpulan ceramah MP3 kajian ilmiah tentang Terorisme, Demokrasi, Daulah Islamiyyah, Wahabisme, Jihad Islam, Solusi, Golongan yang Selamat dan Penjelasan tentang apa itu Salafi/salafy.

Terorisme

  1. Baca Tempatmu Sebelum Engkau Meledakkan, oleh Ustadz Abu Zubair Al-Hawaary
  2. Terorisme dalam Timbangan Syariat Islam, oleh Syaikh Prof DR Abdur Rozzaq Al Badr
  3. Membongkar Teroris Berkedok Islam, oleh Syaikh Musa alu Nasr
  4. Islam Membawa Kedamaian Bukan Teror, oleh Ustadz Dzkulkarnain
  5. Menyingkap Syubhat Terorisme dan Wahabisme Terhadap Dakwah Ahlus Sunnah, oleh Ustadz Abu Qatadah
  6. Islam Anti Teroris, oleh Ustadz Abu Qotadah
  7. Hukum Bom Bunuh Diri, oleh Ustadz Badrusalam
  8. Islam bukan Teroris, oleh Ustadz Zainal Abidin Syamsudin
  9. Jihad dan Terorisme, oleh Markaz Albani
  10. Neo Khawarij, oleh Ustadz Abu Abdil Muhsin Firanda
  11. Terorisme dan Jihad, oleh Ustadz Abu Haidar
  12. Membongkar Akar Kesesatan Teroris, oleh Ustadz Abdurahman Thoyyib
  13. Tanya Jawab Tentang Terorisme, oleh Ustadz Abu Abdil Muhsin Firanda
  14. Apakah Teroris dan Bom Bunuh diri Itu Termasuk Dosa Besar, oleh Ustadz Zainal Abidin Syamsudin

Jihad

  1. Apa Makna Jihad dan Apakah Menafkahi Keluarga Termasuk Jihad? oleh Ustadz Zainal Abidin
  2. Kedudukan Jihad, oleh Ustadz Yazid Jawas
  3. Hukum dan Kaidah Jihad, oleh Ustadz Ali Musri
  4. Meluruskan Pemahaman Jihad, oleh Ustadz Zainal Abidin Syamsudin

Wahabisme

  1. Apa itu Wahabi, oleh Ustadz Zainal Abidin Syamsudin
  2. Sejarah Wahhabi, oleh Ustadz Zainal Abidin Syamsudin
  3. Meluruskan Sejarah Wahhabi oleh Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawy
  4. Apa Itu Wahabi, oleh Ustadz Dr. Ali Musri, MA
  5. Menyingkap Syubhat Terorisme dan Wahabisme Terhadap Dakwah AhlusSunnah, oleh Ustadz Abu Qatadah
  6. Pro Kontra Dakwah Wahhabi, oleh Ustadz Badrusalam
  7. E-Book The Wahhabi Myth – Menyingkap Mitos Wahhabi, Penulis : Haneef James Oliver

Demokrasi dan Daulah Islamiyyah

  1. Hukum Demokrasi dan Seputar Daulah, oleh Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat
  2. Haruskah tinggalkan Demokrasi, oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
  3. Masalah Pemilu oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsari
  4. Manhaj Ahlussunnah Dalam Berinteraksi Dengan Penguasa, oleh Ustadz Zainal Abidin Syamsudin

Solusi Untuk Kejayaan Ummat

  1. Meraih Kembali Kejayaan Islam, oleh Ustadz Zainal Abidin Syamsudin
  2. Menyongsong Kejayaan Ummat Islam, oleh Ustadz Abu Qatadah
  3. Solusi Menghadapi Fitnah, oleh Ustadz Zainal Abidin Syamsudin
  4. Jalan Meraih Kemuliaan, oleh Ustadz Abu Haidar
  5. Tasfiyah Wa Tarbiyah, oleh Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat

Jalan Kebenaran Hanyalah Satu

  1. Jalan Golongan yang Selamat, oleh Ustadz Yazid Jawas
  2. Golongan Selamat (Firqotun Najiyah), oleh Ustadz Abu Qatadah
  3. Hanya yang Mengikuti Jalan Hidup Nabi dan Sahabat yang Benar, Merekalah yang Pantas Masuk Surga, oleh Ustadz Abdul Haq

Siapakah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, Golongan yang Mendapat Pertolongan

  1. Ahlus Sunnah Wal Jamaah, oleh Ustadz Yazid Jawas
  2. Aqidah Ahlussunnah & Jama’ah, oleh Ustadz Zainal Abidin Syamsudin
  3. Pengertian dan Makna As Sunnah, oleh Ustadz Yazid Jawas
  4. Gigitlah Sunnah, oleh Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat
  5. Hakikat Manhaj Ahlussunnah Wal Jamah, oleh Ustadz Firdaus Sanusi
  6. Kembali Kepada Al-Quran dan As-Sunnah, oleh Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat
  7. Iman menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah, oleh Ustadz Zainal Abidin Syamsudin
  8. Karakteristik Ahlus Sunnah Wal Jamaah, oleh Ustadz Arif Syarifuddin

Apa itu Salafi/Salaf/Salafy

  1. Salaf itu Apa ? oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
  2. Arti salaf dan kewajiban mengikutinya, oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
  3. Apakah salafi golongan, oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
  4. 6 Pilar Dakwah Salafiyah, oleh Ustadz Abu Qotadah
  5. Mengapa Memilih Manhaj Salaf oleh Ustadz Aunur Rafiq
  6. Mengapa Harus Manhaj Salaf, oleh Ustadz Abu Haidar
  7. Mengenal Salafiyyah Dari Dekat, oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
  8. Benarkah Salafiyiin itu Anti Persatuan, oleh Ustadz Yazid Jawas
  9. Apa yang Dimaksud Salafiyah itu Bagaimana ciri-cirinya dan Wajibkah Mengikutinya
  10. Buku Putih Dakwah Salafiah, oleh Ustadz Zainal Abidin Syamsudin
  11. Manhaj Salaf oleh Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat
  12. Membantah Tuduhan Terhadap Subhat Salaf, oleh Ustadz Zainal Abidin Syamsudin
  13. Syubhat Buku Beda Salaf dengan Salafy, oleh Ustadz Zainal Abidin Syamsudin

Pengajian Agama untuk Pemula

Ceramah-ceramah MP3 pendidikan agama Islam yang berguna bagi pemula yang ingin mendalami Agama Islam secara benar sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah.

Tauhid – Aqidah

  1. Apa Itu Islam, Iman dan Ihsan, oleh Ustadz Armen Halim Naro, Rahimahullah
  2. Kalimat Tauhid La Illaha Illallah, Ustadz Abdurrahman Thayyib
  3. Tauhid Pemula, Ustadz Agus Hasan Bashori
  4. Makna Syahadat, oleh Ustadz Ahmad Rafi’i
  5. Dasar – Dasar Aqidah, oleh Ustadz Zainal Abidin Syamsudin
  6. Cara Mudah Memahami Tauhid, oleh Ustadz Abu Qatadah
  7. Kiat Ikhlas, oleh Ustadz Abdullah Taslim, MA
  8. Dimana Allah? oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
  9. Tiga Landasan Utama, oleh Ustadz Yazid Jawas
  10. Syarah Al-Aqidah Ath-Thahawiyah, oleh Ustadz Abdullah Hadrami

Keimanan

  1. Cabang-Cabang Keimanan, oleh Syaikh Prof DR Abdur Rozzaq Al Badr
  2. Iman Bertambah dan Berkurang, oleh Ustadz Zainal Abidin
  3. Iman menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Zainal Abidin Syamsudin
  4. Mencintai Keimanan, oleh Ustadz Abu Zubair Al-Hawaari
  5. Mengamalkan Rukun Islam dan Iman, oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
  6. Pembatal Keimanan, oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
  7. Sebab-sebab Naik dan Turunnya Keimanan seorang Hamba, oleh Ustadz Abu Qotadah
  8. Sebab-Sebab Turunnya Iman, oleh Syaikh Prof DR Abdur Rozzaq Al Badr
  9. Sebab-Sebab Bertambahnya Iman, oleh Syaikh Prof DR Abdur Rozzaq Al Badr
  10. Terapi Mengatasi Lemah Iman, oleh Ustadz Abu Haidar

Rukun Iman

  1. Penjelasan Rukun Iman, oleh Ustadz Abu Haidar
  2. Iman Kepada Allah, Ustadz Yazid Jawas
  3. Iman Kepada Allah dan Hikmahnya, oleh Ustadz Yazid Jawas
  4. Iman Kepada para Rosul, oleh Ustadz Yazid Jawas
  5. Iman Kepada Malaikat, oleh Ustadz Yazid Jawas
  6. Iman kepada Hari Akhir, oleh Ustadz Yazid Jawas
  7. Iman Kepada Hari Kiamat, oleh Syaikh Prof DR Abdur Rozzaq Al Badr
  8. Iman Kepada Takdir Yang Baik dan Buruk, oleh Ustadz Abdullah Taslim
  9. Iman Kepada Takdir, oleh Ustadz Abu Haidar
  10. Rukun Iman (Syarah Ushul Iman), oleh Ustadz Abdullah Hadrami

Sunnah

  1. Adab Menjaga Sunnah, oleh Ustadz Armen Halim Naro, Rahimahullah
  2. Aqidah Ahlussunnah Wal Jamaa’ah, oleh Ustadz Ahmad Rafi’i
  3. Nikmatnya Belajar Ilmu Sunnah, oleh Ustadz Abdullah Taslim

Fiqih

  1. Perlukah Kita Bermadzhab? oleh Ustadz Musyaffa’ Ad-Dariny
  2. Sifat Wudhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, oleh Ustadz Abu Qotadah
  3. Sifat Sholat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, oleh Ustadz Dzulkarnaen

Pentingnya Ilmu Agama

  1. Keutamaan Ilmu, oleh Ustadz Abdullah Taslim
  2. Keutamaan Mempelajari Ilmu Agama, oleh Ustadz Zainal Abidin
  3. Keutamaan Ilmu, oleh Syaikh Prof DR Abdur Rozzaq Al Badr
  4. Bingkisan Bagi Perindu Surga, oleh Ustadz Abdullah Taslim
  5. Indahnya Taman Ilmu, oleh Ustadz Abdullah Taslim
  6. Keutamaan Menuntut Ilmu, oleh Ustadz Firanda Andirja
  7. Keutamaan Menuntut Ilmu, oleh Ustadz Yazid Jawas
  8. Keutamaan Menuntut Ilmu dan Mengajarkannya, oleh Ustadz Abu Haidar
  9. Kobarkan Semangat Menuntut Ilmu di Hatimu, oleh Ustadz Abu Isa
  10. Ilmu, oleh Ustadz Abu Haidar
  11. Adab dan Akhlak Penuntut Ilmu, oleh Ustadz Yazid Jawas
  12. Adab Menuntut Ilmu, oleh Abdurahman Thayib
  13. Adab-adab Dalam Menuntut Ilmu, oleh Ustadz Muhammad Nur Ihsan
  14. Ciri-Ciri Ilmu yg Bermanfaat, oleh Ustadz Abu Ihsan al-Atsary
  15. Ilmu & Dajjal, oleh Ustadz Armen Halim Naro
  16. Faedah 6 Syarat Memperoleh Ilmu, oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
  17. Ilmu Syari Penangkal Aliran Sesat, oleh Ustadz Ali Nur
  18. Ilmu, Amal, Dakwah & Istiqomah, oleh Ustadz Yazid Jawas
  19. Islam Dibangun Diatas Ilmu, oleh Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat
  20. Jangan Bosan Menuntut Ilmu, oleh Ustadz Abdullah Taslim
  21. Keagungan Ilmu dan Alquran, oleh Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat
  22. Keutamaan Dakwah diatas Ilmu, oleh Ustadz Firanda Andirja
  23. Nasihat Bagi Penuntut Ilmu dan Pemuda, oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
  24. Pentingnya Mengamalkan Ilmu, oleh Ustadz Firanda Andirja

Takdir

  1. Beriman dengan Takdir Allah, oleh Ustadz Abdurahman Thayyib
  2. Iman Kapada Takdir, oleh Syaikh Prof DR Abdur Rozzaq Al Badr

Dosa dan Maksiat

  1. Dosa dan Dampak Negatifnya, oleh Ustadz Abu Umar Basyier
  2. Dosa-dosa besar, oleh Ustadz Yazid Jawas
  3. Kiat-kiat menjaga diri dari gangguan syaitan, oleh Ustadz Arman Bin Amri

Muamalah

  1. Arti dan Konsekuensi Amanat, oleh Ustadz Agus Hasan Bashori
  2. Menggapai Surga dengan Akhlaq Mulia, oleh Ustadz Abu Qatadah

Kehidupan Akhirat

  1. Dzikrul Maut (mengingat kematian), oleh Ustadz Qurtifa Wijaya
  2. Rintangan setelah kematian, oleh Ustadz Zaenal Abidin Syamsudin
  3. Jagalah Dirimu dan Keluargamu dari Api Neraka, oleh Ustadz Yazid Jawas