Dr. Ali Musri: Jangan Cari Fatwa yang Sesuai dengan Keinginan Dirinya
Ahad 29/3/2015) Majaleis Ta’lim At-Tashfiyyah bekerja sama dengan Yayasan Assunnah Cirebon dan Radio Kita FM mengadakan kajian bertemakan ‘Bahaya Fanatik Golongan’ bersama Dr. Ali Musri Semjan Putra, MA di Masjid Pondok Pesantren As-Sunnah 2. Kajian dimulai pukul 09.00 WIB dan dihadiri lebih dari 800 jama’ah dari laki-laki dan perempuan.
Dalam penjelasannya Pimpinan STDIIS (Sekolah Tinggi Dirosah Islamiyyah Imam As-Syafi’i) ini banyak menekankan tentang bahaya taklid buta yang akhirnya akan mengarahkan kepada fanatik golongan. Beliau pun memberikan penjelasan ringan dan sederhana tentang makna taklid.
“Taklid itu adalah mengikuti pendapat seseorang tanpa mengetahui dasar dalilnya, sedangkan kebalikannya adalah ittiba’ . Ittiba’ adalah mengetahui Hujjah (dalil) dalam Islam.” jelasnya secara singkat.
Menurutnya seorang penuntut ilmu haruslah berusaha untuk ittiba’ (mengikuti) Rasulullah ﷺ karena banyak ulama yang menegaskan pentingnya ittiba’ dan tidak taklid kepada satu ulama pun.
“Tidak ada yang dapat diambil dan diterima perkataanya dari seorangpun kecuali Rasulullah ﷺ.” terangnya, Beliau juga mengomentari tentang keyakinan Syiah yang mereka telah sesat dalam aqidahnya, salah satunya karena menganggap imam dan pimpinan agama mereka suci dan terhindar dari dosa. “Sedangkan orang Syiah meyakini imam mereka ma’sum seperti Rasulullah ﷺ.” terangnya kembali.
Selain itu Dr. Ali Musri juga menghimbau agar masyarakat berhati-hati dalam menyikapi pendapat ulama dan tidak mencari pendapat yang sesuai dengan keinginannya, karena para ulama menyebut zindik bagi orang yang mengambil fatwa ulama yang mudah dan menguntungkan mereka.
“Mengambil fatwa ulama yang mudah mudah itu dilarang, ‘barangsiapa yang mengambil fatwa yang mudah-mudah maka ia telah zindik’” jelanya. Beliau juga mendapati kasus yang sama ketika menjadi konsultan keagamaan di salah satu forum konsultasi.
“Ada orang yang meminta pendapat kepada saya tentang suatu hal, dan setelah saya telusuri ternyata dia mengirimkan pertanyaan yang sama kepada ustad yang lain, ini karena dia ingin mencari pendapat yang sesuai dengan keinginannya.” ujarnya kembali.